Thursday, February 9, 2012

[Kelas Rabu] Sharing Seputar Wanita, Anak dan Keluarga


Sex Education untuk Anak
Oleh Afifah Azzahra Abdurrahman


Bismillah,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sahabat-sahabatku di seluruh penjuru dunia, semoga pagi yang penuh berkah ini sahabat dan keluarga semua dalam keadaan prima.

Alhamdulillah sejak hari Senin kemaren kita sudah memulai dengan program belajar bersama. Hari ini, setiap hari Rabu saya sebagai PJ akan mengajak sahabat semua untuk sharing bersama tentang Anak, Wanita dan Keluarga.



Saya mengharapkan partisipasi sahabat semua untuk saling berbagi "DARI KITA UNTUK KITA". Saya yakin sahabat semua mempunyai pengalaman seputar tema di atas untuk di bagi bersama.

Ok, hari ini kita diskusi santai saja ya :-) Saya mulai dengan membagikan pengalaman saya tentang SEX
EDUCATION UNTUK ANAK. Insya Allah saya yakin para sahabat semua akan tidak menganggap
sex education pada anak yang kita mulai dari rumah adalah tabu untuk dilaksanakan.

Alhamdulillah sebagai keluarga muslim saya dan suami mencoba semaksimal mungkin menerapkan nilai-nilai islam pada keluarga kami, tentunya merujuk dari alqur'an dan sunnah Rasulullah SAW, begitu pula dengan sex education yang saya terapkan pada anak-anak.

Sex Education mempunyai pengertian yang luas mulai dari anatomi alat reproduksi sampai ke hal psikologisnya.

Saya dan suami merasa sangat penting untuk mengajarkan pendidikan sex ini dari rumah daripada nanti mereka meraba raba sendiri atau mencari tahu dari internet atau media lain.

Yang kami terapkan pada anak-anak

1. Menanamkan rasa malu.
Sejak kecil kami tidak membiasakan mereka setelah mandi akan keluar dari kamar mandi dalam keadaan tidak berbusana, jadi handuk harus selalu tersedia dikamar mandi sebelum mereka mandi. Selalu kami katakan pada mereka, aurat yang tidak semestinya dilihat orang lain harus ditutup walaupun itu di rumah hanya kami sekeluarga tetap aurat itu tidak boleh terlihat sama anggota keluarga lainnya .

2. Kami mengenalkan anatomi tubuh mereka dengan mengajaknya membaca buku yang bergambar tentang anatomi tubuh manusia.

3.Thaharah (Bersuci), ketika anak-anak sudah mulai bisa cebok sendiri, kami ajarkan mereka bagaimana beristinjak atau(maaf)ceboki dengan benar, ini saya bersepakat dengan suami berbagi tugas , untuk anak laki-laki tugas sang ayah untuk memberitahu dan anak perempuan adalah tugasnya sang ibu.

4. Memisahkan tempat tidur mereka dengan kami setelah anak sudah disapih.Ini memang perlu kesabaran, hampir sebulan ada mereka bolak balik ke kamar kami, tapi saya tuntun kembali ke kamarnya dan menemaninya tidur sampai dia tertidur, terus saya balik ke kamar saya lagi.

5. Ketika anak saya sudah mengarah pertanyaan tentang bayi itu datangnya dari mana, disitulah kami merasa waktu yang tepat untuk menerangkannya kepada mereka sesuai dengan bahasa mereka. Oh ya untuk alat reproduksi kami selalu menggunakan nama ilmiahnya jadi tidak menggunakan kiasan seperti 'burung'untuk laki-laki atau 'nona' untuk perempuan.

6. Ketika anak menjelangi usia balligh, sesuai dengan kesepakatan saya dan suami , anak laki-laki adalah tugas sang ayah, dengan cara pendekatan individu setiap anak karena menurut saya hal ini adalah pribadi yang tentunya sang anak akan malu kalau di ketahui oleh kakak atau adiknya. Tugas sang ayah akan menjelaskan ke anak tentang ciri-ciri masa puber, bagaimana kalau masa itu datang misalnya maaf 'mimpi basah' apa yang harus dia lakukan, bagaimana cara membersihkan dan lain-lain.

7.Diskusi dengan anak-anak tentang hal-hal atau informasi yang akan dia dapati di internet atau media-media lain.

8. Mengajarkan pada anak untuk selalu mengetuk kamar orangtuanya terutama di tiga waktu sesuai dalam alquran yaitu sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah sesudah shalat Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".(An Nur :58)

Alhamdulillah dari usaha-usaha yang kami lakukan di atas di sertai doa membuahkan hasil. Anak sulung saya mengalami masa puber pada usianya menjelang 14 tahun, waktu itu dia masuk boarding school. sebelum masuk asrama saya ingatkan suami saya lagi untuk mengingatkan ke sulung tentang tata cara mandi wajib dan apa saja konsekuensinya bila sudah masuk masa balligh.

Belum sebulan dia masuk asrama, suatu pagi ,sekitar pukul enam pagi si sulung menelpon ke rumah dan ingin berbicara pada abinya, kala itu saya yang menerima telponnya, saya katakan padanya "bilang ke ummi aja nak nanti ummi sampaikan ke abi" tapi dia bersikeras hanya ingin berbicara pada abinya. Benar-benar membuat saya penasaran :-).

Ternyata oh ternyata dia hanya ingin memastikan apakah tata cara mandi wajib dia sudah benar :D, karena dia bermimpi basah dan ingin memstikan ke abinya dengan menjelaskan ciri "basah" seperti apa yang keluar dan apakah itu memnandakan dia sudah balligh :-).

Alhamdulillah sampai sekarang ketiga bujang saya selalu terbuka pada abinya dan selalu mengajaknya diskusi.

Mungkin ini share dari saya maaf kalau ada kata yang tak berkenan. Saya harap masukan dan kritik dari sahabat semua atau sahabat semua punya pengalaman yang lain tentang sex education ini silahkan di share di
bagian komentar ini ya..

Sekali lagi saya tunggu share-share yang lain berkaitan tentang seputar anak.wanita dan keluarga untuk kita diskusikan di kelas berikutnya.

Wassalam

Iffah Abdurrahman

2 comments:

  1. subhanallah...memang benar mb...kita harus mendidik anak2 tentang sex...memang itu adalah tabu...tidak ada salah nya kita selalu mendampingi anak2 dari kecil hingga dewasa untuk menerangkan masalah sex..agar anak2 kita tak coba2 mendekati hal itu.

    ReplyDelete
  2. terima kasih mb Titik, benar sekali justru pendidikan itu sebaiknya dari rumahkan ya mb, dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak insya Allah, anak-anak bisa memahaminya dengan baik di sertai doa yang tak pernah putus dari orang tua yang selalu mendoakan anak-anaknya di hindarkan dari perbuatan yang di benciNya :-)

    ReplyDelete